SURAT TERBUKA
Shalom aleichem
Yang terhormat, Inang Pendeta R. Simanullang, Pimpinan Resort Jambi yang salah satunya melayani Jemaat HKI Penerangan Jambi, Perpanjangan Tangan Pucuk Pimpinan HKI.
Perkenalkan saya S. Sitompul/Br. Sirait, salah satu anggota rumah tangga Jemaat HKI Penerangan Jambi yang beribadah pagi atau sering di sebut parminggu pagi ingin menyampaikan pendapat pribadi saya mengenai insiden tanggal 3 Januari 2021 dan menanggapi warta jemaat parminggu siang tanggal 3 Januari 2021.
Pada tanggal 25 Desember 2020, Inang Pendeta mengumumkan kepada anggota Jemaat HKI Penerangan parminggu pagi ingin mengadakan sekali ibadah pada tanggal 1 Januari 2021 pukul 10.00 WIB. Tentunya kami menolak permintaan Inang Pendeta karena:
- Bertentangan dengan kebijakan pemerintah tentang protokol kesehatan yang salah satunya adalah membatasi jumlah orang yang beribadah di tempat ibadah. Perlu saya jelaskan bahwa akibat dari kebijakan pemerintah ini, maka HKI Penerangan mengadakan ibadah dua kali, masuk pagi dan masuk siang. Itu sebabnya kami menolak permintaan Inang Pendeta yang menginginkan sekali ibadah pada tanggal 1 Januari 2021, karena sepengetahuan kami kebijakan pemerintah ini belum dicabut.
- Sudah rahasia umum ada konflik internal di HKI Penerangan yang pro dan kontra terkait kepemimpinan Jemaat HKI Penerangan. Inang Pendeta dengan niat baiknya ingin mendamaikan pertikaian ini, tapi perlu Inang Pendeta ketahui bahwa pertikaian ini sudah antar pribadi dan pribadi, pribadi dan kolektif. Jadi untuk melakukan rekonsiliasi, sepengetahuan saya semuanya perlu proses yang artinya ada dialog bagi pihak-pihak yang bertikai,mencari akar fonflik atau sumber pertikaiaan itu dan mencari solusi yang win win solution. Cara Inang Pendeta yang langsung meminta pada tanggal 1 Januari 2021 sekali ibadah dan bermaaf-maafan, menggangap nol semua permasalahan yang terjadi selama ini bisa saya analogikan ketika 2 anak saya yang berumur 6 tahun dan 3 tahun bertikai kemudian saya selaku orang tua dengan gaya otoriter meminta mereka maaf-maafan. Hal ini yang membuat kami menolak permintaan Inang Pendeta mengenai sekali ibadah pada tanggal 1 Januari 2021.
Jika saya boleh memberikan saran:
- Ikutilah anjuran pemerintah akan himbauan Satuan Gugus Tugas Covid-19 yang membatasi pengumpulan massa yang banyak.
- Jangan membuat, untuk mengatasi masalah yang terjadi di Jemaat Penerangan seperti mengatasi masalah anak-anak, yang saya analogikan ketika 2 anak saya yang berumur 6 tahun dan 3 tahun bertikai kemudian saya selaku orang tua dengan gaya otoriter meminta mereka maaf-maafan. menggangap nol semua permasalahan yang terjadi selama ini. Hal ini yang membuat kami menolak permintaan Inang Pendeta karena kami bukan anak-anak lagi. Bahkan sudah ada yang cucunya sudah lebih dewasa dari inang pendeta. Jadi, carilah solusi yang sesuai pada konteksnya.
- Jangan mau diperalat oleh pihak tertentu dalam membuat solusi untuk mengatasi masalah, karena jika demikian, maka kebersamaan tidak akan pernah tercapai sebagai jalan menuju kebersamaan.
- Jadilah penengah di tengah-tengah Jemaat Penerangan antara kedua pihak dengan tidak berat sebelah.
- Tidak usah terlalu tergesa-gesa dan ambisius karena dorongan dari pihak-pihak tertentu. Perlu ilmu bersabar, mengamati dan memperhatikan, agar Inang Pendeta mempunyai pegangan dan tidak mudah jatuh.
- Ambillah solusi seperti win win solution. Dalam penerapannya mungkin Inang Pendeta sudah lebih tahu, atau bisa sharing dengan senior Inang Pendeta yang lebih berpengalaman dalam masalah ini, agar tidak salah menerapkan win win solution nya.
Saya S. Sitompul/Br. Sirait, berharap dan berdoa agar Inang Pendeta bisa lebih jernih dalam memahami masalah, sehingga bisa menerapkan solusi yang tepat. Demikianlah surat ini saya sampaikan. Teriring salam dan doa untuk Pdt. R. Simanullang dalam pelayanannya. Syalom!
Komentar
Posting Komentar